Di tahun 2008, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mencanangkan gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang kemudian akrab kita dengan nama STBM.
Dan di tahun 2010-2014, Yayasan Dian Desa bersama 5 LSM nasional (CD Bethesda, Yayasan Masyarakat Peduli, Plan Indonesia, Yayasan Rumsram) dengan support SIMAVI Belanda mencoba untuk mensinergikan langkah dengan apa yang dicanakangkan pemerintah dalam hal Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Dan pada tahun 2010 tersebut lahirlah sebuah program yang bernama SHAW.
SHAW adalah akronim dari The Sanitation Hygiene and Water Programme. Program SHAW mencoba berkontribusi dalam mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia utamanya dalam konteks masalah sanitasi.
Gerakan besar SHAW berfokus pada 5 pilar STBM, yaitu:
1. Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum dan makanan
4. Pengelolaan sampah rumah tangga
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Sementara itu, ada 3 point penting dalam pelaksanaan Program SHAW, yaitu penitikberatan pada perubahan prilaku, promosi hygiene dan monitoring. Ada beragam pola pendekatan yang diterapkan untuk mensuskseskan 3 point penting tersebut. Pemicuan, menciptakan & menyediakan opsi kebutuhan sarana sanitasi, pelatihan wirausaha sanitasi adalah contoh kecil beberapa pola pendekatan yang dilakukan dalam menjalankan program SHAW di masyarakat.
Dalam program SHAW, Yayasan Dian Desa bekerja di 2 Kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Ada sekitar 410 desa (40 kecamatan) yang telah di-intervensi program SHAW di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sikka dan Flores Timur.
Apa capaian Yayasan Dian Desa dalam program SHAW – penerapan 5 pilar STBM?
1. Kabupaten Sikka: 21 desa telah deklarasi STBM, 267.180 orang diintervensi STBM, 227.762 orang telah melakukan praktek STBM 5 pilar, 7.504 jiwa terakses air bersih, 3.110 orang menjadi relawan STBM, 74 sekolah diintervensi STBM dan 10 sekolah telah deklarasi STBM.
2. Kabupaten Flores Timur: 87 desa telah deklarasi STBM, 204.968 orang diintervensi STBM, 153,019 orang telah melakukan praktek STBM 5 pilar, 1.345 jiwa teakses air bersih, 3.915 orang menjadi relawan STBM, 89 sekolah diintervensi STBM dan 36 sekolah telah mendeklarasikan STBM.
Catatan penting dari capaian SHAW yang dijalankan Yayasan Dian Desa di 2 kabupaten tersebut adalah:
✓ Adanya pemahaman serta kesadaran di tingkat pemangku kepentingan bahwa STBM ini merupakan program yang harus mereka lakukan secara berkelanjutan. Isu STBM sudah terintegrasi dalam setiap pertemuan koordinasi kegiatan di kecamatan dengan para kepala desa.
✓ Masyarakat di wilayan program mulai merasakan berbagai manfaat dari program STBM. Hal tersebut merupakan salah satu faktor pendukung (motivating determinant) keberlanjutan program STBM.
✓ Kabupaten Sikka sudah menghasilkan Raperda AMPL dengan STBM termasuk di dalamnya yang menunggu pengesahan DPRD.
✓ Kabupaten Flores Timur sudah menghasilkan Instruksi Bupati yang menginstruksikan agar desa memasukkan STBM dalam RPJMDes dan APBDes.
Program SHAW telah berakhir. Sebagai lanjutan dari program SHAW, SIMAVI beserta 5 LSM Nasional Indonesia menggagas sebuah program baru yang bernama SEHATI (Sustainable Sanitation and Hygiene in Eastern Indonesia).
SEHATI adalah lanjutan serta akselerasi dari program sebelumnya, SHAW.
Pendekatan dalam program SEHATI berbeda dengan SHAW. Lima LSM yang bekerja bergiat mendampingi, mendorong, mensupervisi pemerintah lokal dalam penerapan STBM di masyarakat.
Apa dan bagaimana sebenarnya pendekatan Program SEHATI? Cerita tentang Program SEHATI akan kami share di tulisan berikutnya …..
#stbm #stbm5pilar #shawprogramme #simavi #stopbabs #cucitanganpakaisabun #communityparticipatory